Kamis, 25 Desember 2014

Elidawati, Pemilik Elzatta Hijab yang 24 Tahun Eksis di Bisnis Dunia Hijab

Kira-kira 6 hingga 7 tahun yg silam, gaya pemakaian kerudung tak seberagam saat ini dan trend-nya pun cenderung begitu begitu saja. Tapi dua atau tiga tahun belakangan ini tren jilbab berkembang lumayan pesat sehingga membuka peluang bisnis yang baru dengan berjualan pakaian muslimah. Perancang khusus baju muslim pun banyak muncul mulai dari yang sudah senior sampai yang junior. Begitu pun dengan brand baju muslimah.

Di antara nama-nama serta brand yg baru, ada satu yg sudah eksis semenjak lebih dari dua dekade di dunia bisnis pakaian musli. Dia adalah Elidawati, Pemrakarsa merk Elzatta yang telah terjun pada dunia fashion hijab sejak dua puluh empat tahun yang lalu. Sebelum merk jilbab merebak seperti saat ini, Elidawati dapat dibilang sebagai salah seorang pencetus dalam bisnis busana muslimah sejak dari tahun 1989.

Awal karir pada bisnis hijab serta baju muslimah dimulai dari pergaulan Ibu Hj Elidawati saat ketika remaja di Masjid Salman didaerah Institut Teknologi Bandung (ITB). "Dulu yang memakai hijab Cuma golongan tertentu, ibu-ibu pejabat banyaknya," kata wanita 51 tahun itu ketika ngobrol dengan Wolipop di kantor Elzatta di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, belum lama ini.

Temannya di Masjid Salman, Fenny Mustafa mempunyai ide menginginkan membuat merk muslim dengan produk yang lebih fashionable. Fenny memohon bantuan El, sapaan akrab Elidawati agar membantunya dalam mengembangkan merk-nya tersebut. El yang sebetulnya tak terlalu memahami industri, kala itu sempat merasa ragu ragu untuk ikut terjun pada bisnis busana muslimah. Namun pada akhirnya perempuan tamatan Pendidikan Sejarah Universitas Padjajaran (UNPAD) itu bergabung untuk ikutmembesarkan salah satu brand hijab-nya.

Fenny kemudian meminta El untuk memperluas bisnis dengan membuka toko baju muslimah di kawasan Jakarta. Toko itu sekaligus dijadikan El sebagai rumah untuk bermukim bareng suaminya. "Bentuknya rumah biasa yg dijadikan toko. Nggak terlalu besar, di belakangnya saya jadikan tempat tinggal," kenang El.

El mengaku, di era tahun '90-an sedikit susah untuk menjual hijab dan baju muslim. Hanya orang-orang tertentu saja yang menggunakan hijab pada era tersebut. Hijab pun masih dipandang sebelah mata dan berkesan tua di eranya.

"Aku memperkenalkan jilbab dengan ikut ke perkumpulan pengajian. Ada ibu-ibu pengajian piknik aku ikut. Kita benar-benar dari nol sampai akhirnya dapat masuk ke Sarinah Thamrin," kenang El.

Di tahun 2012 El memutuskan keluar dari pekerjaannya dan membentuk brand hijab sendiri bernama Elzatta Hijab dibawah nama PT Zatta Mulya. "Resign karena adanya regenerasi supaya perusahaan semakin maju," ungkap El.

El memulai Elzatta dengan 17 pekerja hingga sekarang telah lebih dari 500 orang karyawan. Pada enam bulan pertama, wanita yang suka travelling itu tak menyangka bahwa produknya makin dikenal masyarakat. Salah satu cara supaya dikenal orang adalah mensponsori kerudung di sinetron 'Tukang Bubur Naik Haji'. Dari situ, semakin banyak mitra yang membuka toko.

Saat sekarang ini Elzatta Hijab sudah mempunyai lebih dari 60 toko; empat puluh toko mitra dan dua puluh tiga toko resmi. Elzatta sendiri lebih fokus berjualan jilbab. Hijab yg mengambil bahan serta dibuat di negara Turki itu mempunyai corak warna cerah dari bahan yg lembut serta glossy. Meski tujuh puluh persen membuat kerudung, namun 30 %nya tetap ada koleksi baju muslim. Produk yang dijual oleh Elzatta Hijab berkisar dari harga Rp 60 ribuan sampai Rp seratus lima puluh ribuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar