Kira-kira
6 hingga 7 tahun yg silam, gaya pemakaian kerudung tak seberagam saat
ini dan trend-nya pun cenderung begitu begitu saja. Tapi dua atau tiga
tahun belakangan ini tren jilbab berkembang lumayan pesat sehingga
membuka peluang bisnis yang baru dengan berjualan pakaian muslimah.
Perancang khusus baju muslim pun banyak muncul mulai dari yang sudah
senior sampai yang junior. Begitu pun dengan brand baju muslimah.
Di
antara nama-nama serta brand yg baru, ada satu yg sudah eksis semenjak
lebih dari dua dekade di dunia bisnis pakaian musli. Dia adalah
Elidawati, Pemrakarsa merk Elzatta yang telah terjun pada dunia fashion
hijab sejak dua puluh empat tahun yang lalu. Sebelum merk jilbab merebak
seperti saat ini, Elidawati dapat dibilang sebagai salah seorang
pencetus dalam bisnis busana muslimah sejak dari tahun 1989.
Awal
karir pada bisnis hijab serta baju muslimah dimulai dari pergaulan Ibu
Hj Elidawati saat ketika remaja di Masjid Salman didaerah Institut
Teknologi Bandung (ITB). "Dulu yang memakai hijab Cuma golongan
tertentu, ibu-ibu pejabat banyaknya," kata wanita 51 tahun itu ketika
ngobrol dengan Wolipop di kantor Elzatta di Pondok Kelapa, Jakarta
Timur, belum lama ini.
Temannya di Masjid Salman, Fenny Mustafa
mempunyai ide menginginkan membuat merk muslim dengan produk yang lebih
fashionable. Fenny memohon bantuan El, sapaan akrab Elidawati agar
membantunya dalam mengembangkan merk-nya tersebut. El yang sebetulnya
tak terlalu memahami industri, kala itu sempat merasa ragu ragu untuk
ikut terjun pada bisnis busana muslimah. Namun pada akhirnya perempuan
tamatan Pendidikan Sejarah Universitas Padjajaran (UNPAD) itu bergabung
untuk ikutmembesarkan salah satu brand hijab-nya.
Fenny kemudian
meminta El untuk memperluas bisnis dengan membuka toko baju muslimah di
kawasan Jakarta. Toko itu sekaligus dijadikan El sebagai rumah untuk
bermukim bareng suaminya. "Bentuknya rumah biasa yg dijadikan toko.
Nggak terlalu besar, di belakangnya saya jadikan tempat tinggal," kenang
El.
El mengaku, di era tahun '90-an sedikit susah untuk menjual
hijab dan baju muslim. Hanya orang-orang tertentu saja yang menggunakan
hijab pada era tersebut. Hijab pun masih dipandang sebelah mata dan
berkesan tua di eranya.
"Aku memperkenalkan jilbab dengan ikut ke
perkumpulan pengajian. Ada ibu-ibu pengajian piknik aku ikut. Kita
benar-benar dari nol sampai akhirnya dapat masuk ke Sarinah Thamrin,"
kenang El.
Di tahun 2012 El memutuskan keluar dari pekerjaannya
dan membentuk brand hijab sendiri bernama Elzatta Hijab dibawah nama PT
Zatta Mulya. "Resign karena adanya regenerasi supaya perusahaan semakin
maju," ungkap El.
El memulai Elzatta dengan 17 pekerja hingga
sekarang telah lebih dari 500 orang karyawan. Pada enam bulan pertama,
wanita yang suka travelling itu tak menyangka bahwa produknya makin
dikenal masyarakat. Salah satu cara supaya dikenal orang adalah
mensponsori kerudung di sinetron 'Tukang Bubur Naik Haji'. Dari situ,
semakin banyak mitra yang membuka toko.
Saat sekarang ini Elzatta
Hijab sudah mempunyai lebih dari 60 toko; empat puluh toko mitra dan
dua puluh tiga toko resmi. Elzatta sendiri lebih fokus berjualan jilbab.
Hijab yg mengambil bahan serta dibuat di negara Turki itu mempunyai
corak warna cerah dari bahan yg lembut serta glossy. Meski tujuh puluh
persen membuat kerudung, namun 30 %nya tetap ada koleksi baju muslim.
Produk yang dijual oleh Elzatta Hijab berkisar dari harga Rp 60 ribuan
sampai Rp seratus lima puluh ribuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar